Posts from the ‘Uncategorized’ Category

FALSAFAH ORANG JAWA.

FALSAFAH ORANG JAWA.

 

Sebagian orang Jawa  berusaha menselaraskan beberapa konsep  pandangan leluhur,   dengan adab islami,  mengenai alam kodrati ( dunia ini ) dan alam adikodrati ( alam gaib atau supranatural )

 

Orang Jawa percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala kehidupan karena sebelum semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada. Tuhan tidak hanya menciptakan alam semesta beserta isinya tetapi juga bertindak sebagai pengatur, karena segala sesuatunya bergerak menurut rencana dan atas ijin serta kehendakNYA. Pusat yang dimaksud dalam pengertian ini adalah sumber yang dapat memberikan penghidupan, keseimbangan dan kestabilan, yang dapat juga memberi kehidupan dan penghubung individu dengan dunia atas. Pandangan orang Jawa yang demikian biasa disebut Manunggaling Kawula Lan Gusti, yaitu pandangan yang beranggapan bahwa kewajiban moral manusia adalah mencapai harmoni dengan kekuatan terakhir dan pada kesatuan terakhir, yaitu manusia menyerahkan dirinya selaku kawula terhadap Gusti Allah.

 

Upaya manusia untuk memahami keberadaannya diantara semua makhluk yang tergelar di jagad raya, yang notabene adalah makhluk, telah membawa manusia dalam perjalanan pengembaraan yang tak pernah berhenti. Pertanyaan tentang dari mana dan mau kemana (sangkan paraning dumadi) perjalanan semua makhluk terus menggelinding dari jaman ke jaman sejak adanya ” ada “. Pertanyaan yang amat sederhana tetapi substansiil tersebut, ternyata mendapatkan jawaban yang justru merupakan pertanyaan-pertanyaan baru dan sangat beragam, bergantung dari kualitas sang penanya.

Perkembangan kecerdasan dan kesadaran manusia telah membentuk budaya pencarian yang tiada henti. Apalagi setelah muncul kesadaran religius yang mempertanyakan ” apa atau siapa yang membuat ada ” semakin menggiring manusia ke dalam petualangan meraba-raba di kegelapan rimba raya pengetahuan.    Di dalam kegelapan itulah benturan demi benturan akibat perbedaan pemahaman terjadi. Benturan paling purba berawal dari kisah Adam dan Hawa yang melemparkan mereka dari surga. Benturan terkadang teramat dahsyat sehingga ” perlu ” genangan darah dan air mata, yang dipelopori oleh Habil dan Qabil. Kesemuanya bermuara pada kata sakti yang bernama ” kebenaran ” yang sungguh sangat abstrak dan absurd. Tetapi bukankah hidup dan kehidupan ini abstrak dan absurd ? sehingga tak terjabarkan oleh akal-pikir yang paling canggih sekalipun.

Ketika akal-pikir tak lagi mampu menjawab pertanyaan diatas, manusia mulai menggali jawaban dari ” rasa ” sampai akhirnya manusia merasa seolah-olah telah menemukan apa yang dicari. Tetapi ketika pengembaraan rasa tersebut sampai pada titik simpang, dimana di satu sisi muncul kebutuhan untuk melembagakan hasil ” temuan rasa ” tersebut dan di sisi lain menolak pelembagaan, kembali terjadi benturan-benturan yang sesungguhnya sangat tidak perlu terjadi. Sesuatu yang tidak akan pernah diketahui, baik dengan akal-pikir dan rasa, bahkan intuisi sekalipun. Sebab ” dia ” adalah Sang Maha Gaib. Rumusan apapun tentang ” dia ” seperti apa yang telah dilakukan oleh manusia pasti akan menemui kegagalan. Karena ” dia ” tidak pernah merumuskan ” dirinya ” secara kongkrit, kecuali dalam bentuk simbol-simbol dan lambang-lambang yang metaforik.

Perjalanan panning manusia yang menempuh jarak jutaan tahun untuk mendapatkan jawaban pasti tentang ” dia ” menjadi amat bervariasi. Tetapi kepastian itu sendiri tidak pernah dijumpai. Sehingga sebagian manusia menjadi putus asa, karena perjalanan pencariannya tak ubahnya seperti tragedi Syshipus, sebuah perjalanan kehilangan.

Sementara untuk sebagian manusia lainnya, semangat pencariannya justru semakin menggebu. Mereka tidak pernah patah, karena mereka tidak terpukau oleh hasil akhir. Telah muncul kesadaran baru pada mereka, bahwa yang terpenting adalah proses pencarian itu sendiri. Bertemu atau tidak bukan lagi menjadi pangkal kerisauan, karena mereka menyadari, bahwa keputusan tidak berada di tangan manusia.

Nah mereka inilah para pejalan spiritual, sang pencari sejati yang selalu haus pada pengalaman empiris di belantara pengetahuan tentang hal-hal yang abstrak, absurd dan gaib. Dan mereka adalah kita.

Syarat utama bagi para pejalan spiritual adalah kebersediaannya dan kemampuannya menghilangkan atau menyimpan untuk sementara pemahaman dogmatis yang telah dimilikinya, dan mempersiapkan diri dengan keterbukaan hati dan pikiran untuk merambah jagad ilmu pengetahuan ( kawruh ) non-ragawi. Ilmu yang gawat dan wingit, karena sifatnya sangat mempribadi dan tidak bisa diseragamkan dengan idiom-idiom yang ada, dimana idiom-idiom itu hanya bisa dipergunakan sebagai rambu penunjuk yang kebenarannya juga sangat relative.

Pengalaman spiritual adalah pengalaman yang sangat unik dan sangat individual sifatnya, sehingga kaidah-kaidah yang paling dogmatispun tak akan mampu memberikan hasil yang sama bagi individu yang berbeda. Perjalanan spiritual adalah proses panning upaya manusia untuk pencapaian tataran-kahanan ( strata, maqom ) pembebasan, yaitu kemerdekaan untuk menjadi merdeka ( freedom to be free ) dari segala bentuk keterikatan dan kemelekatan serta kepemilikan yang membelenggu, baik yang bersifat jasmani maupun rohani, seprti dijalani oleh para penuntun spiritual dimasa lampau.

Jika persyaratan diatas sudah disepakati, barulah terasa ada perlunya perjalanan wisata spiritual yang baru saja kita lakukan. Jika terjadi pengalaman mistis bagi satu atau beberapa orang, harus disikapi sebagai pengalaman yang bersifat ” sangat individual ” yang tidak bisa diseragamkan. Karena sesungguhnya, penyeragaman disadari ataupun tidak akan merupakan pembentukan dogma baru, kotak baru, penjara baru.

Seribu bunga yang tumbuh di tanam akan lebih indah dan lebih semarak, dan bukankah Tuhan itu indah ?

 

KAUTAMANING LAKU

1. Wong eling ing ngelmu sarak dalil sinung kamurahaning Pangeran.

2. Wong amrih rahayuning sesaminira, sinung ayating Pangeran.

3. Angrawuhana ngelmu gaib, nanging aja tingal ngelmu sarak, iku paraboting urip kang utama.

4. Aja kurang pamariksanira lan den agung pangapunira.

5. Agawe kabecikan marang sesaminira tumitah, agawea sukaning manahe sesamaning jalma.

6. Aja duwe rumangsa bener sarta becik, rumangsa ala sarta luput, den agung, panalangsanira ing Pangeran Kang Maha Mulya, lamun sira ngrasa bener lawan becik, ginantungan bebenduning Pangeran.

7. Angenakena sarira, angayem-ayema nalarira, aja anggrangsang samubarang kang sinedya, den prayitna barang karya.

8. Elinga marang Kang Murbeng Jagad, aja pegat rina lan wengi.

9. Atapaa geniara, tegese den teguh yen krungu ujar ala.

10. Atapaa banyuara, tegese ngeli, basa ngeli iku nurut saujaring liyan, datan nyulayani.

11. Tapa ngluwat, tegese mendhem atine aja ngatonake kabecikane dhewe.

12. Aprang Sabilillah, tegese prang sabil iku, sajroning jajanira priyangga ana prang Bratayudha, prang ati ala lan ati becik

Kisah Hidup Mama Laurent

Suasana pantai sangat lengang. Hanya terdengar embusan angin sepoi-sepoi menerpa tubuh. Jiwa raga saya menyatu dengan alam. Hening, terasa damai. Hanya dalam hitungan detik, kedamaian yang saya rasakan itu tiba-tiba hancur berantakan, berhamburan. Sebuah bola api berwarna merah menyala muncul dari laut mendekati saya. Saya diam terpaku, mematung, tak sanggup lari. Di depan mata saya, bola api itu lantas meledak dengan dahsyat! Banyak sekali mayat di sekitar saya! Oh, Tuhan. akan ada bom… Bali

Seperti itulah penglihatan (vision) yang muncul dalam pikiran saya. Prosesnya sulit diduga, datang begitu saja. Begitu tiba-tiba, saat saya sedang melakukan meditasi di Pantai Kuta. Entah kenapa, saya dilanda perasaan yang begitu kuat bahwa akan ada sesuatu yang dahsyat menimpa Pulau Dewata.

Empat hari setelah saya pulang ke Jakarta, terdengar berita menggemparkan itu. Sayangnya, tak banyak yang percaya ketika sebelumnya saya sempat memberi pernyataan melalui sebuah stasiun televisi di sana agar semua pihak berhati-hati. Mereka malah mengatakan, sebagai Pulau Dewata, Bali dilindungi banyak dewa-dewi. Jadi, tak usah cemas.

Ya, wajar saja jika tak semua orang bisa menerima dan memahami vision saya itu. Bahkan, sejak kecil saya sudah tak asing lagi dengan perlakuan serta pandangan curiga orang-orang di sekitar. Banyak orang tua yang melarang anaknya berteman dengan saya. Mereka menganggap saya gadis kecil yang aneh. Ada juga yang tega mengatakan bahwa saya terkena kutukan, bahkan menjuluki saya “nenek sihir yang naik sapu terbang”!

Padahal, apa yang harus saya lakukan? Menampiknya pun saya tak bisa. Karena, saat kejadian-kejadian aneh itu berlangsung, saya sendiri masih terlampau kecil untuk mengerti. Saya tidak menyadari bahwa sesungguhnya saya memiliki “bakat” untuk melihat masa depan, yang di kemudian hari sering disebut sebagai kekuatan supranatural.

Gadis Sebatang Kara di Tengah Perang

Lahir di Negeri Kincir Angin, di sebuah kota kecil Eindhoven, 23 Januari 1932, kisah hidup saya sedari kecil mungkin terdengar menyedihkan. Maklum saja, di usia tiga bulan saya sudah ditinggal Mama untuk selama-lamanya. Anna Breche, itu nama lengkap ibu saya. Sayangnya, saya tak sempat mengenal sosok beliau. Ayah yang saya panggil papa berasal dari Belgia, Lau Van Hooff, seorang arsitek. Karena tuntutan pekerjaannya, ia memboyong keluarganya ke Belanda.

Tapi, saya juga tak lama merasakan kasih sayang ayah. Sejak Mama meninggal, Papa mengajak saya kembali ke Belgia, lalu beliau menikah lagi dengan adik ibu saya. Mereka memberi saya seorang adik perempuan yang usianya hanya berbeda tiga tahun dari saya. Sementara, dari perkimpoian pertamanya (sebelum dengan ibu saya), Papa juga memberikan tiga orang kakak tiri. Saya tak begitu dekat mengenal mereka.

Hmm, agak rumit memang “pohon keluarga” saya. Namun, saya tak pernah menyadarinya sampai suatu ketika Papa meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Sejak itu, secara resmi saya memang tinggal bersama “ibu kedua” (yang juga bibi saya) dan Ria, adik tiri saya. Namun, boleh dibilang, Opa dan Oma-lah yang mengasuh saya sejak kecil. Opa berdarah Persia-Prancis, sementara Oma berdarah Spanyol.

Setelah berusia 6 tahun, saya baru mengetahui bahwa orang-orang yang biasa saya panggil Opa dan Oma tersebut bukanlah kakek dan nenek kandung saya. Nenek buyut saya, Antoineta (yang juga tinggal bersama kami dan paling berperan penting dalam kehidupan masa kecil saya), menceritakan semuanya secara terus terang.

Akibatnya, dalam usia yang sangat dini, saya sudah berpikir keras tentang makna hidup ini. Nenek Antoineta-lah yang dengan sabar mengajari saya agar menjalani hidup apa adanya. Menerima dengan lapang dada segala keadaan. Belajar untuk tidak cepat putus asa dan sakit hati. Apalagi menyakiti sesama ciptaan-Nya.

Dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Misalnya, jangan me-mukul binatang, apalagi membunuhnya. Kalau saya memetik kembang hanya untuk dibuang sia-sia, saya kena marah! Walau dari luar saya terlihat cuek dan senang berpenampilan tomboi (karena tidak suka pakai rok dan lebih klop berteman dengan anak laki-laki), sesungguhnya saya adalah gadis kecil yang sensitif. Menyendiri, bermain di alam, dan berteman dengan hewan –burung-burung, kelinci, kucing, anjing– adalah rutinitas sehari-hari.

Saya masih ingat betul,”teman curhat” saya ketika berusia delapan tahun adalah seekor kodok hijau yang gendut. Bummel, itu nama yang saya berikan untuknya, selalu saya bawa ke tempat tidur dan menjadi teman bicara yang setia. Bertahun-tahun kami menjadi sa-habat karena Bummel adalah pendengar yang baik. Paling-paling dia hanya berkomentar, “Wak… wak… wak…,” ketika saya asyik mengoceh panjang lebar dengannya. Ha…ha…ha….

Pendek kata, saya menjelma jadi anak yang tumbuh terlalu cepat. Bukan soal fisik, tetapi lebih dalam hal pemikiran. Saya sudah memikirkan hal-hal yang sebetulnya “belum waktunya” dipikirkan oleh anak-anak seusia saya. Apalagi, waktu itu juga masa perang (awal Perang Dunia II). Semua orang tidak bisa bebas ke mana-mana. Malam hari, ketika sedang enak-enaknya tidur, terpaksa harus bangun karena alarm tanda bahaya berbunyi, dan kami semua harus masuk ke shelter (lubang perlindungan) bawah tanah.

Situasi perang juga menuntut kami harus mampu membela diri. Keadaan juga mengharuskan saya menjadi gadis pemberani dan mampu hidup mandiri. Mungkin karena itu, tanpa sadar sikap saya terbentuk menjadi keras. Apalagi, ketika saya berusia 10 tahun, Opa berpulang, dan tiga tahun kemudian, giliran Oma meninggalkan saya selamanya. Saya harus merelakan kepergian Oma Antoineta yang begitu saya cintai.

Di usia 16 tahun, saya tak punya siapa-siapa lagi di dunia ini. Untunglah, kedisiplinan diri dan nilai-nilai yang ditanamkan Oma Antoineta sudah telanjur melekat kuat dalam diri saya, sehingga membuat saya mampu bertahan menghadapi cobaan demi cobaan.

Dialah satu-satunya orang yang mau menerima keberadaan saya apa adanya. Oma Antoineta percaya pada “keajaiban-keajaiban” yang saya lihat dan rasakan. Usia saya baru 7 tahun ketika vision itu datang, tepatnya tahun 1939, ketika Perang Dunia II belum lama pecah. Saya duduk di bangku kelas satu SD dan sedang belajar di kelas bersama teman-teman. Tiba-tiba terdengar suara bisikan di telinga saya, menyuruh saya cepat-cepat keluar dari kelas. Berulang kali suara itu terdengar, tanpa saya tahu siapa yang mengucapkannya.

Untuk sesaat saya diam dan bimbang. Tapi, akhirnya saya menyampaikan apa yang saya dengar kepada ibu guru. “Bu, kita diminta cepat berkemas dari ruangan ini. Kita harus segera pergi harus…!”

Tapi, ibu guru menganggap saya sedang mempermainkannya. Akibatnya, saya dimarahi dan diusir pulang. Saya pun keluar kelas dengan gelisah sekaligus sedih. Sedih karena dianggap mengarang cerita bohong. Sambil menangis saya pulang ke rumah. Setiba di rumah, tangis saya makin menjadi-jadi, karena Oma ikut me-marahi saya. Oma pun tidak memercayai cerita saya. Dianggapnya saya sedang berkhayal.

Hanya Oma Antoineta yang menghibur saya. Dia percaya pada semua perkataan saya, termasuk suara-suara misterius yang saya dengar. Tak lama kemudian, kami pun mendengar kabar mengenaskan; sekolah saya hancur terkena bom! Ratusan orang tewas dalam peristiwa itu!

Sejak saat itulah saya mulai menyadari bahwa diri saya berbeda. Terutama karena setelah itu masih terjadi lagi rentetan peristiwa yang sebelumnya sempat “bermain-main” di telinga dan pelupuk mata saya. Singkat kata, sebelum peristiwa-peristiwa aneh yang kerap tidak masuk akal itu benar-benar terjadi, saya sudah terlebih dulu mengetahuinya lewat “penglihatan” maupun “pendengaran”

Hal itu tidak sekadar firasat semata. Prosesnya bahkan mence-ngangkan. Misalnya saja, telinga saya tiba-tiba menangkap suara yang mengatakan, “Ada tabrakan!” Setelah mendengar suara gaib itu, hati saya biasanya jadi gundah gulana. Hati saya pun terkoyak ketika kecelakaan itu sungguh terjadi, padahal lokasinya cukup jauh dari rumah kami! Duh! Mungkin, itulah penyebab banyak orang tua keberatan anak-anaknya bermain dengan saya. Mereka takut bakal terjadi sesuatu yang mengerikan.

Pada saat-saat seperti itu, Oma Antoineta menjadi orang yang paling memahami diri saya. Tak sekadar pengganti orang tua dan teman, bagi saya beliau adalah seorang sufi yang bijaksana. Ketaatannya sebagai seorang muslimah menjadi panutan saya. Nilai-nilai filosofis tertanam lewat cara hidupnya sehari-hari. Contohnya, ketika suatu hari ia mengalami musibah perampokan, Oma Antoineta malah masih bisa bernyanyi. Saya heran dan bertanya penasaran, “Apa Oma tidak sedih?”

Jawaban beliau masih saya ingat sampai sekarang. “Aduh,” katanya, “kamu bisa bayangkan kalau saya perampoknya? Mengambil barang orang adalah dosa besar. Jadi, saya bersyukur karena bukan saya perampoknya. Mungkin, barang yang hilang itu bukan rezeki saya lagi, sudah saatnya berganti pemilik.”

Nah, dalam sekali falsafahnya, bukan? Hal-hal yang dicontohkan Oma Antoineta membuat saya mampu melihat segala sesuatu dalam hidup ini dari sudut pandang yang berbeda.

 

http://www.indospiritual.com/artikel_kisah-hidup-mama-laurent.html

BUNG Karno sejak kecil digembleng laku kebatinan Jawa

BUNG Karno sejak kecil digembleng laku kebatinan Jawa. Bersama beberapa nama terkenal, sejak usia muda Bung Karno mengkaji, mendalami dan melakoni kebatinan. Dalam perjalanan hidup yang penuh ketidakadilan justru menjadi semangat untuk bangkit dan mencari sumber keadilan yang hakiki. Perjalanan laku yang sangat tinggi dilakukannya demi mencari hakekat hidup.

Berawal dari RM Said yang belajar dari desa Mojogedang Karang Pandan, Karang Anyar Jawa Tengah. Beliau pernah berguru kepada seorang pertapa wanita yang bernama Nyai Karang. Ketika berjuang beliau melawan Belanda, RM Mas Said menggunakan markasnya di desa Nglaroha. Didampingi senopati yang sekaligus gurunya (Kudono Warso), semakin hari ilmu jaya-kawijayan RM Said semakin tinggi.

Ilmunya kemudian diturunkan kepada anak cucunyya yang meneruskan perjuangannya melawan penjajah. Salah satu cucunya adalah sahabat Kyai Santri (KPH Djoyo Koesoemo). Selain diangkat sebagai penasehat pribadi Sunan Paku Buwono IV ,Kyai Santri diakui sebagai teman dalam mengasah ilmu sastra dan kebatinan. Tidaklah mengherankan jika kemudian Paku Buwono IV di kemudian hari melahirkan serat Centini, falsafah hidup, sebagai ensiklopedinya orang Jawa.

Perjuangan melawan Belanda, mengakibatkan Kyai Santri dikejar-kejar. Akhirnya beliau memilih keluar Kraton dan keliling tanah Jawa. Menghindari kejaran Belanda, dengan berkeliling Tanah Jawa, tiga kali sambil memperdalam ilmu kebatinannya. Kyai Santri berkawan pula dengan Ronggowarsito, Mangkunegoro IV dalam mengkaji dan tukar kawruh Jawa. Pada perjalanan akhirnya beliau memilih desa Giri Jaya di lereng Gunung Salak, Sukabumi, Jawa Barat sebagai tempat perhentian terakhir. Di sanalah beliau tinggal dengan didampingi dua orang istri beliau.

Perjalanan spiritualnya mampu menghadirkan Kanjeng Ratu Kidul sebagai guru beliau, Eyang Lawu (Kaki Semar) dan Leluhur lainnya sebagai seorang Guru. Murid-murid Kyai Santri cukup banyak, selalu dididik bagimana menjadi seorang pemimpin yang baik. Pendidikan yang berdasar pada budaya Jawa asli, dimana nurani sebagai Way of Life dan pikir sebagai alat untuk memimpin. Di antara murid beliau adalah Paku Buwono (PB) IV, Mangku Negoro (MN) IV, PB VI, PB IX , PB X, MN VII, HOS Cokroaminoto, Dr Wahidin Sudiro Husodo dan yang terakhir adalah Bung Karno. Beliau hidup hingga usia 159 tahun dan meninggal pada tahun 1929 Masehi di desa Giri Jaya Sukabumi.

Murid-murid beliau adalah pejuang sejati, pemimpin nasional, pujangga dan sekaligus negarawan. Ilmu-ilmu beliau sudah mencapai tataran tingkat tinggi dan mencapai alam makrifat. Manusia harus jadi “Manungso sejati, sejatine manungso”, di mana nurani sebagai titik dan sumber tuntunan bagi kehidupan, sedangkan pikir sebagai alat untuk menjalankan tuntunan Illahi tersebut. Beliau selalu mengajarkan bagaimana manusia mampu kembali menjadi manusia yang sebenarnya.

Dengan menyelaraskan batin, pikiran, ucapan dan perbuatannya, manusia akan menjadi manusia menurut kodrat Illahi. Sukma merupakan percikan Illahi, sebagai utusan Sang Pencipta (Ha- Hananira, wahanane Hyang). Pada hakehatnya bila manusia telah mampu menyelaraskan dan menyamakan antara batin, pikiran, ucapan dan perbuatannya, manusia tersebut telah mencapai alam makrifat. Manusia tersebut mampu berada posisi “Jumbuhing kawulo gusti”. Berarti manusia itu mampu menjadi seorang pemimpin (gusti = bagusing ati).

Dengan laku tapabrata yang sebenarnya seperti di atas, manusia kembali pada asalnya, hal ini dalam budaya Jawa disebut “Sangkan paraning dumadi”. Hakekat kehidupan manusia sama dengan ciptaan lainnya, menurut hukum ekosistem. Dalam budaya Jawa dikenal dengan “Cakra manggilingan”. Bila manusia mampu meletakkan batin, pikiran, ucapan dan perbuatannya sama, maka tidak ada lagi tuntunan lain kecuali tuntunan Sang Pencipta lewat batin/nuraninya. Swara dalam batin itulah yang disebut Swara Sejati.

Khasiat Buah Duku Untuk Kesehatan

Khasiat Buah Duku Untuk KesehatanBuah duku (Lansium Domesticum Corr) berasal dari tanaman berkayu yang hidup menahun. Pohonnya diperkirakan asli dari Indonesia. Literatur lain mengatakan duku berasal dari Asia Tenggara bagian barat, dari semenanjung Thailand di sebelah barat sampai Kalimantan di sebelah timur. Kini Buah duku hampir tersebar luas diseluruh wilayah Asia dan menjadi salah satu primadona buah duku tropis.

Khasiat Buah Duku. Di Indonesia, sentra buah duku tersebar luas di wilayah Sumatra dan Jawa. Jenis yang banyak dibudidayakan adalah varietas Komering, Metesih, Condet dan Kalikajar. Buah duku dapat tumbuh subur di daerah beriklim basah dengan curah hujan tinggi. Tanaman ini termasuk jenis pohon buah musiman yang hanya berbuah setahun sekali. Biasanya bunga akan bermunculan di awal musim hujan (September-Oktober). Enam bulan kemudian buah terlihat bergelantungan di ranting dahan dan siap dipanen pada bulan Februari-Maret.

 
kkasiat buah duku, khasiat bauh dukuh, manfaat buah duku
Buah duku mentah berwarna hijau, bergetah dan citarasanya sangat asam. Seiring matangnya buah, kulit akan berubah kekuningan dan daging buah akan berasa manis. Sebagian besar buah duku hanya dimakan segar sebagai buah meja. Padahal kalau kita mau sedikit berkreasi, duku dapat dijadikan beragam sajian lezat dan nikmat, seperti untuk isi puding, campuran fruits cocktail atau sebagai bahan baku selai.

KANDUNGAN KIMIA

Dilihat dari komposisi zat gizinya, buah duku tidak terlalu mengecewakan. Setiap 100 gr buah duku terkandung kalori 70 kal, protein 1.0 g, lemak 0.2 g, karbohidrat 13 g, mineral 0.7 g, kalsium 18 mg, fosfor 9 mg dan zat besi 0.9 mg. Untuk kandungan kalori, mineral dan zat besi duku setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan buah apel atau jeruk manis.

KHASIAT

1. Mengandung dietary fiber atau serat yang bermanfaat untuk memperlancar sistem pencernaan, mencegah kanker kolon dan membersihkan tubuh dari radikal bebas penyebab kanker.
2. Selain daging buah yang segar menyehatkan, bagian kulit buah dan bijinya juga bermanfaat untuk bahan baku obat anti diare dan menurunkan demam.
3. Kulit kayunya juga sering digunakan orang untuk mengobati gigitan serangga berbisa dan obat disentri.
4. Sebagian orang juga percaya, benalu pohon duku dapat menghambat dan membasmi sel-sel kanker.

TIPS PENYAJIAN

1. SELAI DUKU

Siapkan 1500 gr daging buah duku yang sudah diblender halus, 600 gr gula pasir, 100 ml air, 5 gr gelatin, 30 ml air jeruk lemon dan ½ sdt vanila essens. Semua bahan dicampur jadi satu, panaskan hingga tekstur mengental dan warna kekuningan. Selagi panas simpan di dalam botol kaca, tutup rapat, kini Anda mempunyai selai duku yang lezat dan siap digunakan kapan saja.

2. PUDING DUKU

Buah duku diblender kemudian dicampur dengan adonan agar-agar atau dibiarkan utuh untuk isi puding. Teksturnya kenyal dengan citarasa manis, segar dan sedikit asam menjadikan puding terasa lebih istimewa dan cantik tampilanya.

 

Manfaat Buah Nanas

Manfaat buah nanas– Buah tropis ini ternyata memiliki segudang manfaat bagi tubuh kita. Berasal dari nama nanas ini merupakan nama yang berasal dari sebutan orang Tupi untuk buah ini: anana, yang bermakna “buah yang sangat baik”. Dari arti hal tersebut kita sudah dapat menyimpulkan bahwa buah ini mempunyai manfaat yang baik bagi tubuh kita.

Dari buah tersebut hampir 90% mengandung air di dalamnya. Dengan kekayaannya seperti Kalium, Kalsium, lodium, Sulfur, Khlor, Asam, Biotin, Vitamin B12, Vitamin E serta Enzim Bromelin. Dengan kandungannya yang begitu banyak ternyata dapat membantu untuk mengobati penyakit.

– Membantu pencernaan/mengobati luka
Buah nanas kaya akan enzim bromelain yang berguna untuk melegakan tenggorokan dan membantu pencernaan. Enzim bromelain mencerna protein di dalam makanan dan menyiapkannya agar mudah diserap tubuh. Bromelain membantu penyembuhan luka dan mengurangi pembengkakan/peradangan di dalam tubuh.

– Memperkuat system imun
Nanas mempunyai asam amino esensial dan non esensial untuk membantu memperkuat sistem imun dalam tubuh, mengatasi kelelahan dan meningkatkan stamina dan energi. Zat valine dan leucine yang terdapat di dalam nanas juga dibutuhkan oleh tubuh kita untuk pertumbuhan dan memperbaiki jaringan otot. Zat ini termasuk salah satu zat esensial yang diperlukan untuk mempertahankan kadar energi tubuh kita. Zat amino non esensial, proline, penting untuk mempertahankan fungsi sendi dan tendon serta menguatkan otot jantung. Selain itu, nanas mengandung cystine yang berguna untuk pembentukan kulit dan rambut kita. Cystine juga membantu memperlambat proses penuaan dini.

– Menurunkan berat badan
Buah nanas ternyata dapat melangsingkan tubuh dan cukup baik digunakan untuk program diet. Caranya adalah sediakan 1 buah nanas yang tidak terlalu matang, kupas lalu cuci bersih. Potong seperlunya lalu dijus atau diparut, kemudian peras airnya. Minum perasan air ini tanpa campuran apapun, lakukan dua kali sehari.

Masih ada lagi manfaat lain yang terkandung dalam buah nanas tersebut. Akan tetapi dari manfaat nya yang cukup banyak ternyata juga ada efek samping dari buah ini. Pertama, nanas muda berpotensi sebagai abortivum atau sejenis obat yang dapat menggugurkan kandungan. Kedua, dalam saluran cerna, buah nanas terfermentasi menjadi alkohol. Ini bisa memicu kekambuhan rematik dan radang sendi. Dan yang ketiga, buah nanas masak mengandung kadar gula yang cukup tinggi. Penderita diabetes sebaiknya tidak mengonsumsi nanas secara berlebihan.Image

Manfaat Buah Kates/Papaya

Manfaat Buah PepayaImage
 
Buah Pepaya merupakan buah yang berbentuk bulat, bentuknya sperti buah pir akan tetapi buah ini lebih besar daipada buah pir, Yang umum ditemukan di pasar biasanya rata-rata sekitar 7 inci . Buah ini berwarna orannye atau warna kuning bahkan campuran kedua warna tersebut (warna pepaya matang), warnah hijau daun jika buah ini masih muda. Buah pepaya memliki rasa yang manis dan lembut. Di dalam rongga bagian dalam buah berwarna hitam, biji bulat terbungkus dalam suatu zat seperti gelatin. Biji pepaya adalah dapat dimakan, meskipun agak pahit. Buah, serta bagian lain dari pohon pepaya, mengandung papain, enzim yang membantu mencerna protein. Enzim ini terutama terkonsentrasi di buah bila mentah. Papain diekstrak untuk membuat suplemen enzim pencernaan makanan dan juga digunakan sebagai bahan dalam beberapa permen karet.
 
1. Manfaat Buah Pepaya
 
Pepaya tidak hanya menawarkan rasa yang lezat dan warna yang diterangi matahari, tetapi merupakan sumber yang kaya nutrisi antioksidan seperti karoten, vitamin C dan flavonoid; vitamin B, asam folat dan pantotenat, dan mineral, kalium dan magnesium, dan serat. Bersama-sama, memberitkan kesehatan sistem kardiovaskular dan juga memberikan perlindungan terhadap kanker usus besar. Selain itu, pepaya mengandung enzim pencernaan, papain, yang digunakan seperti bromelain, enzim serupa yang ditemukan pada nanas, untuk mengobati cedera olahraga, penyebab lain trauma, dan alergi.
 
2. Manfaat buah pepaya mengencangkan payudara
 
Pepaya di percaya oleh nenek moyang kita sejak dulu sebagai buah yang dapat mengencangkan payudara. Enzim di dalam buah pepaya dapat membantu pertumbuhan payudara sehingga lebih kencang dan kenyal. Pepaya juga diperkaya dengan hormone pengencang serta vitamin A yang merangsang pengeluaran hormon wanita dan merangsang indung telur mengeluarkan hormone betina. Dari hormon tersebut kelenjar susu akan lancar dan bentuk payudara semakin ideal.
 
3. Manfaat buah pepaya Melawan Penyakit Jantung
 
Nutrisi dalam pepaya membantu mencegah oksidasi kolesterol dalam tubuh Anda. Hal ini penting karena ketika kolesterol menjadi teroksidasi dapat menempel pada dinding pembuluh darah Anda, menyebabkan plak yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
 
4. Manfaat buah pepaya Awet Muda
 
Kadar vitamin C dalam pepaya adalah 48 kali lipatnya buah apel!!. Pepaya juga aktif sebagai detoksifikasi sehingga dapat menyegarkan kulit dari dalam. Pepaya juga dapat mendorong proses metabolisme kulit. Pepaya juga baik melumerkan lapisan kulit dan zat tanduk penuaan yang timbul dipori-pori sehingga kulit lebih kencang dan cerah. Jadi, mulai sekarang rajin-rajin saja pakai masker buah pepaya atau facial pepaya
 
5. Manfaat buah pepaya mendukungan Sistem kekebalan Anda
 
Karena pepaya sangat kaya vitamin A dan C, maka dari itu buah pepaya sangat baik untuk dimakan agarmenjaga fungsi sistem kekebalan tubuh Anda dengan benar.
 
6. Manfaat buah pepaya Pelangsing Tubuh
 
Buah pepaya punya khasiat menguruskan tubuh. Dengan rajin mengkonsumsi pepaya muda dapat menghasilkan enzim dua kali lipat dari pepaya matang. Nah, enzim tersebut berperan sebagai pengurai lemak dalam tubuh kita. Enzim itu juga mengurai protein lebih baik serta melenyapkan daging berlebih.

obat sakit kuning tradisional

SAKIT kuning atau yang lebih dikenal dengan istilah kedokterannya adalah sakit lever, merupakan penyakit kronis yang cukup berbahaya jika penanganannya tidak benar. Seseorang yang terkena penyakit kuning ditandai dengan warna kuning pada tangan, kuku-kuku, mata dan juga mukanya. Air seni atau air kencingnya pun biasanya akan berwarna keruh kuning tua kecoklat-coklatan.

Penyakit kuning tergolong berbahaya jika tubuh penderita sudah menjadi kuning. Penderita harus segera mendapat perawatan di rumah sakit dan disarankan agar jangan banyak bergerak atau mengeluarkan tenaga.

Bagi mereka yang menderita penyakit kuning ini dan telah berobat ke dokter tetapi belum sembuh juga, dapat mencoba obat-obatan tradisional. Sealin lebih murah, pengolahannya pun sederhana, di antaranya:

Bonggol bambu kuning, daun nenas, adas pulowaras

Caranya, campur bonggol bambu kuning, bonggol daun nenas muda yang berwarna keputih-putihan serta sedikit adas pulowaras dengan cara ditumbuk. Setelah halus masukan kurang lebih setengah gelas air lalu remas-remas dan saring, air perasannya kemudian diminum. Untuk mendapatkan hasil yang optimal mimun air perasan campuran tadi tiga kali sehari, pagi, siang dan malam, selama satu bulan.

Buah dan daun sukun

Belah buah sukun menjadi empat bagian, kemudian masukkan ke dalam panci dan tambahkan air secukupnya, lalu rebus sampai benar-benar mendidih. Setelah dingin, air rebusannya diminum tiga kali sehari.

Cara lain, pilih daun sukun yang sudah tua dan tampak menguning. Ambil sebanyak 20 helai, masukan ke dalam panci, beri air secukupnya, rebus sampai mendidih dan berwarna coklat seperti air teh, kemudian angkat. Setelah dingin air rebusan diminumkan kepada si penderita tiga kali sehari.

Campuran kunyit, kencur dan brotowali

Ambil kunyit kurang lebih dua potong jari telunjuk, kencur sebesar ibu jari dan brotowali sebanyak 3 sendok teh, dua butir bawangan, segenggam daun kintutan (kihitut). Campurkan bahan-bahan tersebut dan tumbuk menjadi halus. Setelah halus, ambil satu sendok teh dan masukan ke dalam cangkir, seduh dengan air hangat, aduk kemudian minumkan kepada penderita. Air seduhan ini diminum tiga kali sehari, pagi, siang dan malam hari. Sampai benar-benar sembuh.

Daun solodsoya

Daun ini biasanya tumbuh liar di sekitar pematang sawah atau kebun yang tidak terurus, bentuk daunya kecil dan lancip di bagian ujungnya, serta pada bagian tengah pangkal daun terdapat spora, bahan untuk perkembangbiakannya. Bisa juga dikembangbiakkan dengan stek batang. Cara pengolahannya, ambil beberapa daun, batang serta akarnya, kemudian cuci sampai bersih. Masukkan ke dalam panci, tambahkan air sebanyak dua gelas dan rebus sampai airnya tinggal segelas. Setelah airnya dingin, lalu minumkan segelas air rebusan tadi kepada penderita tiga kali sehari.

Yang perlu diperhatikan selama dalam pengobatan tradisional ini adalah si penderita harus beristirahat total di tempat tidur, tidak boleh melakukan pergerakan yang menggunakan tenaga terlalu banyak, tidak boleh mengangkat benda berat-berat agar mempercepat proses penyembuhannya. Kemudian jika sudah sembuh, si penderita harus waspada dan berjaga-jaga jangan sampai penyakit kuningnya ini kambuh, karena jika kambuh biasanya penyakit kuning ini akan lebih berat dan sulit untuk disembuhkan.

Sebagai pencegahannya, jika memang sudah sembuh benar, maka setiap hari minumlah satu sampai dua gelas air yang telah dicampur dengan sirup, sehingga kemungkinan kambuh penyakit kuning ini menjadi sangat kecil sekali.

                                    maaf kalo kurang lengkap sekedar info

Global Warming/tugas geografi kelas XI IPS 2 MAN PABA

makalah demokrasi( tugas makalah XI IPS 2 MAN))

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi? Sengaja pertanyaan ini kami munculkan karena teman-teman mungkin sudah mengerti dengan pertanyaan yang kami ajukan tersebut di atas. Karena kami punya pandangan produk dan atribut yang berkaitan dengan demokrasi itu merupakan produk luar negeri. Sedangkan negara kita sendiri tidak memiliki kejelasan yang tepat tentang demokrasi itu sendiri. Lalu kalau kita melihat bentuk demokrasi dalam struktur pemerintahan kita dari level negara, provinsi, kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat dipastikan di level ini hanya proses pembuatan kebijakan sementara kalau kita mencari demokrasi yang berupa ciri khas yang dapat mewakili bahwa negara kita mempunyai diri demokrasi tersendiri itu dapat dilihat di level desa. Bagaimana seperti ditulis almarhum Moh. Hatta bahwa,”Di desa-desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.” Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap orang yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan bersama. Struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan demokrasi asli yang berlaku di desa. Gambaran dari tulisan almarhum ini tidak lain dari pola-pola demokrasi tradisional yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan keputusannya tersebut. (Prijono Tjiptoherijanto dan Yomiko M. Prijono, 1983 hal 17-19). Dari gambaran di atas, kami rasa hal ini pula yang menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu menjadi Kiblat negara kita dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara masih perlu ditelaah atau dikaji secara lebih dalam lagi. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan. Akan tetapi yang menjadi pandangan kita sekarang. Mengapa negara ini seperti mengalami sebuah kesulitan besar dalam melahirkan demokrasi. Banyak para ahli berpendapat bahwa demokrasi pancasila itu merupakan salah satu demokrasi yang mampu menjawab tantangan jaman karena semua kehidupan berkaitan erat dengan nilai luhur Pancasila. Dalam hal ini kita ambil saja salah satu ahli Nasional Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H. beliau mempunyai Pandangan bahwa demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang terwujudnya seperti dalam ketentuan-ketentuan pembukaan UUD 1945. lain hal lagi dengan Prof. dr. Drs. Notonegoro,S.H. mengatakan demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berke-Tuhan-nan Yang Maha Esa, yang Berkepribadian Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang mempersatukan Indonesia dan yang berkedaulatan seluruh rakyat.

B. PERMASALAHAN

 

Adapun masalah yang ditinjau dan dianalisis adalah antar lain:

o

Demokrasi

o

Demokratisasi

o

Demokrasi Pancasila

o

Aspek demokrasi

C. TUJUAN

Agar kita dapat membedakan antara paham demokrasi satu dengan demokrasi yang kita pakai di Indonesia. Sehingga kita dapat mengerti apa sisi yang unggul di dalam demokrasi Pancasila.

BAB II

TINJAUAN TEORI

Dalam tataran normatif, prinsip-prinsip demokrasi universal dapat kita pelajari dari berbagai tulisan. Namun, dalam tahap penerapannya kadang terjadi perbedaan atau bahkan dipraktekkan secara salah. Dalam hal ini beberapa faktor seperti faktor mental dan sosio-kultural sangat berpengaruh. Demokrasi selalu mencoba melakukan pengaturan mengenai “Distribusi apa saja” yang diperebutkan dan mengatur cara-cara pendistribusiannya.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang baru saja membangun demokrasi setelah keluar dari otoritarianisme orde baru pada tahun 1998. meski demikian hingga kini banyak kalangan berpendapat bahwa Indonesia masih dalam tahap “Demokratisasi”. Artinya demokrasi yang kini coba kita bangun belum benar-benar berdiri dengan mantap. Masih banyak hal yang perlu dibangun, bukan hanya berkaitan dengan sistem politik, tetapi juga budaya, hukum, dan perangkat-perangkat lain yang penting bagi tumbuhnya demokrasi dan masyarakat madani.

Sebagai sebuah gagasan, demokrasi sebenarnya sudah banyak dibahas atau bahkan dicoba diterapkan di Indonesia. Pada awal kemerdekaan Indonesia berbagai hal dengan negara-masyarakat telah diatur dalam UUD 1945. Para pendiri bangsa berharap agar terwujudnya pemerintahan yang segenap tumpah darah Indonesia, mewujudkan kesejahteraan umum dan ikut serta dalam perdamaian dunia. Semua itu merupakan gagasan-gagasan dasar yang melandasi kehidupan negara yang demokratis.

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

 

A. Pengertian Demokrasi Pancasila

a. Prof. Dardji Darmodihardjo,S.H.

Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan- ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945.

b. Prof. dr. Drs. Notonagoro,S.H.

Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa

yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan

yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

c. Ensiklopedi Indonesia

Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik sosial ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.

B. Aspek Demokrasi Pancasila

Berdasarkan pengertian dan Pendapat tentang demokrasi Pancasila dapat

dikemukakan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya.

a. Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi)

Demokrasi Pancasila harus dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-sila lainnya. Karena itulah, pengertian demokrasi pancasila tidak hanya merupakan demokrasi politik tetapi juga demokrasi ekonomi dan sosial (Lihat amandemen UUD 1945 dan penyelesaiannya dalam pasal 27,28.29,30,31, 32, 33. dan 34).

b. Aspek Formal

Mempersoalkan proses dan cara rakyat menunjuk wakil-wakilnya dalam badan- badan perwakilan rakyat dan pemerintahan dan bagaimana mengatur permusyawaratan wakil-wakil rakyat secara bebas, terbuka, dan jujur untuk mencapai kesepakatan bersama.

c. Aspek Normatif

Mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang membimbing dan menjadi

kriteria pencapaian tujuan.

 

d. Aspek Optatif

Mengetengahkan tujuan dan keinginan yang hendak dicapai.

 

e. Aspek Organisasi

Mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksaan demokrasi pancasila di

mana wadah tersebut harus cocok dengan tujuan yang hendak dicapai.

 

f. Aspek Kejiwaan

Menjadi semangat para penyelenggara negara dan semangant para pemimpin

pemerintah

C. Prisip-Prinsip Demokrasi Pancasila

 

Adapun Prinsip-prinsip Pancasila:

a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia

b. Keseimbangan antara hak dan kewajiban

c. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada

Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain
d. Mewujudkan rasa keadilan sosial
e. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan
g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

D. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dalam Waktu 50 Tahun

a. Periode 1945-1949 dengan Undang-Undang 1945 seharusnya berlaku

demokrasi Pancasila, namun dalam penerapan berlaku demokrasi Liberal.

b. Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi liberal.

c. Periode 1950- 1959 UUDS 1950 berlaku demokrasi Liberal dengan multi-

Partai

d. Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila namun yang diterapkan demokrasi terpimpin ( cenderung otoriter)

e. Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila

(cenderung otoriter)

f. Periode 1998- sekarang UUD 1945, berlaku Demokrasi Pancasila

( cenderung ada perubahan menuju demokratisasi)

 

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dengan demikian telah kita lihat bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan dari waktu ke waktu. Namun kita harus mengetahui bahwa pengertian Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila. Adapun aspek dari Demokrasi Pancasila antara lain di bidang aspek Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi), Aspek Formal, Aspek Normatif, Aspek Optatif, Aspek Organisasi, Aspek Kejiwaan. Namun hal tersebut juga harus didasari dengan prinsip pancasila dan dengan tujuan nilai yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kita dapat merasakan demokrasi dalam istilah yang sebenarnya.

Daftar Pustaka

MM, Drs. Budiyanto. 2002. Kewarganegaraan SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Dkk, Suardi Adubakar. 2002. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk Kelas

2 SMU. Bogor: Yudistira

 

makalah tentang manajemen konflik

BAB I
KEPEMIMPINAN

A. PENDAHULUAN

Di kehidupan kepemimpinan zaman sekarang, para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, serta kualitas kehidupan kerja dan tingkat prestasi organisasi tersebut. Oleh karena itu, peran pemimpin sangat penting dalam sebuah organisasi. Melihat permasalahan seperti ini, maka akan timbul berbagai pertanyaan, seperti; Bagaimana kita dapat menentukan seorang pemimpin yang efektif dan efisien? Dan, Apa yang dapat membuat seorang pemimpin itu akan bekerja dengan efektif dan efisien?. Maka akan timbul berbagai pemahaman yang berbeda-beda pula, misalnya ada yang mengatakan bahwa pemimpin yang efektif dan efisien itu memiliki karisma, berpandangan kedepan, arif dan bijaksana, intensias dan keyakinan diri, dan masih banyak pemahaman lainnya lagi. Tofik permasalahan ini yang akan kami bahas dalam makalah ini.
Bagaimanapun juga, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh seorang pemimpin tersebut dalam pengarahan adalah factor penting efektifitas manager. Bila sebuah organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas dalam menseleksi kepemimpinan, maka kualitas organisasi tersebut juga akan meningkat tinggi. Dan bila organisasi juga dapat mengidentifikasi perilaku-perilaku dan teknik tersebut, maka efektifitas personalia dan organisasi juga dapat dicapai.

B. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Setelah kita membaca pendahuluan diatas, maka kita juga dapat melihat bahwa pengertian dari kepemimpinan juga akan banyak pemahaman-pemahaman yang berbeda-beda pula. Disini kami akan mengambil pengertian menurut Stoner. Ia berkata bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sebuah struktur organisasi yang memiliki keterhubungan yang erat antara tugas-tugas mereka. Dari pengertian tersebut terdapat tiga implikasi penting, yaitu sebagai berikut.

1. Kepemimpinan Menyangkut Orang Lain
2. Kepemimpinan menyangkut Suatu Pembagian Kekuasaan Yang Seimbang
3. Kepemimpinan Merupakan Pengaruh.
Kepemimpinan (Leadership) merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar dapat mencapai tujuan dan sasaran. Kepemimpinan merupakan cakupan dari manajemen, tetapi manajemen bukan hanya mencakup kepemimpinan, masih ada fungsi-fungsi lain, seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.

C. PENDEKATAN-PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN

Dalam kepemimpinan terdapat tiga pendekatan yang mendasar, yaitu dapat kita lihat dari skema dibawah ini.

1. Pendekatan Sifat-sifat Kepemimpinan
Para teoritisi percaya bahwa kepemimpinan mempunyai sifat-sifat tertentu yang akan menjadikan mereka dapat ditiru dan arahan mereka juga diikuti.
Terdapat beberapa penemuan lanjutan dari sifat-sifat kepemimpinan sebagai berikut:
Menurut Edwin Ghiselli, sifat-sifat kepemimpinan dapat dilihat dari kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory bility), Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, kecerdasan, ketegasan (decisiveness), Kepercayaan diri, dan inisiatif.
Menurut Keith Davis, mengikhtisarkan 4 unsur sifat-sifat kepemimpinan yang berpengaruh pada kesuksesan kepemimpinan organisasi, yaitu; 1) Kecerdasan, 2) Kedewasaan dan keluasaan hubungan social, 3 ) Motivasi diri dan dorongan prestasi, dan 4) sikap-sikap hubungan duniawi.

2. Pendekatan Perilaku Kepemimpinan
Pendekatan perilaku memusatkan pada dua aspek perilaku kepemimpinan, yaitu fungsi-fungsi dan gaya-gaya kepemimpinan.
Factor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan adalah sebagai berikut:

Dan ada pula variable-variabel yang mempengaruhi kepemimpinan tersebut yang diklasifikasikan sebagai factor-faktor makro dan factor-faktor mikro, seperti ditunjukkan berikut ini.

3. Pendekatan Situaasional-“Contingency”
Pendekatan ini menggambarkan bahwa gaya yang digunakan adalah bergantung pada factor-faktor seperti situasi, karyawan, tugaas, organisasi dan variable-variabel lingkungan lainnya.

D. GAYA KEPEMIMPINAN

Banyak terdapat gaya kepemimpinan yang dilakukan para pemimpin untuk menghadapi bawahan mereka. Berikut merupakan beberapa gaya kepemimpinan menurut orientasi yang berbeda-beda.

1. Gaya kepemimpinan berorientasi pada tugas
Pemimpin memberikan petunjuk kepada bawahan.
Pemimpin selalu mengadakan pengawasan secara ketat terhadap bawahan.
Pemimpin meyakinkan kepada bawahan bahwa tugas harus dilaksanakan dengan keinginannya.
Pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan pengembangan.
2. Gaya kepemimpinan berorientasi pada karyawan
Pemimpin lebih memberikan motivasi daripada pengawasan kepada bawahan
Pemimpin lebih melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan
Pemimpin lebih bersifat kekeluargaan, saling percaya dan kerjasama, saling percaya dan kerjasama, saling menghormati di antara anggota kelompok.

3. Kepemimpinan gaya otokratis
Gaya kepemimpinan yang memberikan perintah dan mengharap mereka dipatuhi tanpa pertanyaan.

4. Kepemimpinan gaya kebapakan
Kepemimpinan kebapakan adalah pemimpin yang bersikap dan bertindak dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya sebagai seorang bapak terhadap anak-anaknya.

5. Kepemimpinan gaya demokratis
Gaya kepemimpinan yang biasanya meminta masukan dari bawahan-bawahannya sebelum membuat keputusan tetapi teta memegang kekuatan akhir pembuat keputusan.

6. Gaya kepemimpinan berdasarkan ilmu
Adalah kepemimpinan yangberdasarakan ilmu pengetahuan, terutama dalam membuat keputusan.

7. Contingency approach
Pendekatan gaya kepemimpinan yang berkeyakinan bahwa perilaku pemimpin yang tepat dalam situasi apapun bergantung pada elemen-elemen yang unik dalam situasi tersebut.

E. KEPEMIMPINAN YANG STRATEGIS

Setiap permasalahan kepemimpinan selalu meliputi 3 unsu. Pertama, unsur manusia, taitu melaksanakan kegiatan memimpin atas sejumlah manusia lainnya yang dipimpinnya. Kedua, unsur sarana. Prinsip dan tehnik kepemimpinan yang digunakan dalam pelaksanaan kepemimpinan termasuk bakat dan pengetahuan serta pengalaman kerja. Dan ketiga adalah unsur tujuan. Dari ketiga unsure ini dapat kita simpulkan bahwa keberhasilan kepemimpinan dapat diliputi melalui syarat, watak, cirri, gaya, sifat, prinsip, tehnik, asas dan jenis kepemimpinan sebagai pedoman kerja.
Kepemimpinan akan berjalan efektif, disegani, dan memiliki derajat tinggi, dan bila pemimpin memiliki tiga kelebihan lagi, yaitu rasio atau intelektual, rohaniah dan jasmaniah.

Kelebihan rasio meliputi;
Ø Pengetahuan tentang tujuan organisasi
Ø Pengetahuan tentang asas-asas organisasi
Ø Pengetahuan tentang cara memutar roda organisasi
Ø Tercapainya tujuan organisasi secara maksimal

Kelebihan dalam rohaniah meliputi;
Ø Keluhuran budi pekerti
Ø Ketinggian moralitas
Ø Kesederhanaan watak

Kelebihan dalam bidang jasmaniah meliputi badan atau fisik yang sehat dan memungkinkan untuk jadi contoh dalam prestasi sehari-hari.

B A B  2

1. Metode Pendekatan dan Pengarahan
Metode yang digunakan untuk mengarahkan agar kepemimpinan efektivitas, dalah sebagai berikut:
v Metode persuasive (membujuk).
v Metode implikatif (melibatkan).
v Metode sugestif (menganjurkan).
v Metode diskusi
v Advise (nasehat)
v Induecement (paksaan)
v Komando

2. Faktor Pendukung
Factor pendukung yang paling utama dalam kepemimpinan adlah Situasi dan Kondisi Lingkungan. Oleh karena itu, pemimpin wajib berusaha untuk menguasai lingkungan yang dihadapi menjadi suatu kondisi yang menguntungkan. Hal ini dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:

v Mengadakan komunikasi
v Memiliki kepekaan social yang tinggi
v Mengetahui kebutuhan materil dan spiritual lingkungan
v Memiliki kemampuan inovasi yang menguntungkan lingkungan
v Memberikan pertolongan tanpa pamrih
v Mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan dan norma yang baik
Keberhasilan dan kegagalan kepemimpinan dapat ditandai dengan mril pemimpin tersebut. Moril merupakan keadaan jiwa dan emosional seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi moril adalah sebagai berikut:
v Kepemimpinan atasan
v Kepercayaan dan keyakinan akan kebenaraan
v Penghargaan atas penyelesaian tugas
v Solidaritas dan kebanggaan organisasi
v Pendidikan dan organisasi
v Kesejahteraan dan rekreasi
v Kesempatan untuk mengembangkan bakat
v Struktur organisasi
v Pengaruh dari luar.

3. Karakter Kepemimpinan
Setiap pemimpin harus mempunyai corak kepribadian sendiri yang dapat dilihat dari sikap pemimpin tersebut. Sebagai pemimpin harus mampu memberikan bimbingan dan tuntunan agar dapat menjadi teladan dalam bidang apapun serta mampu melahirkan pemimpin baru.

BAB 3
MANAJEMEN KONFLIK

A. PENDAHULUAN
Bagian pengarahan dan pengembangan organisasi tidak lengkap tanpa pembahasan manajemen. Konflik biasanya timbul organisasi sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Dan dalam organisasi, kecenderungan terjadinya konflik, dapat disebabkan oleh suatu perubahan secara tiba-tiba, antara lain: kemajuan teknologi baru, persaingan ketat, perbedaan kebudayaan dan system nilai, serta berbaggai macam kepribadian individu, seperti karakteristik-karakteristik kepribadian tetentu, yaitu otoriter atau dogmatis juga dapat menimbulkan konflik.

B. DEFINISI KONFLIK
Arti konflik telah dikacaukan dengan banyaknya konsepsi dan definisi yang berbeda-beda, dan pada hakekatnya konflik didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistic antara dua pihak atau lebih. Konflik organissasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau karena adanya kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.
Perbedaan konflik dngan persaingan (competition) terletak pada apakah salah satu pihak mampu untuk menjaga dirinya dari gangguan pihak lain dalam pencapaian tujuannya. Persaingan ada bila tujuan-tujuan pihak-pihak yang terlibat adalah tidak sesuai tetapi pihak-pihak tersebut tidak dapat saling menggangu.

C. PENYEBAB KONFLIK
Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab sebagai berikut:
Batasan pekerjaan yang tidak jelas
Hambatan komunikasi
Tekanan waktu
Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
Pertikaian antar pribadi
Perbedaan status
Harapan yang tidak terwujud

D. JENIS-JENIS KONFLIK
Ada 5 jenis konflik dalam kehidupan organisasi, sebagai berikut.
Konflik dalam diri individu
Konflik antar individu dalam organisasi yang sama
Konflik antar individu dan kelompok
Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik antar organisasi

E. METODA-METODA PENGEELOLAAN KONFLIK

1. Metoda Stimulasi Konflik
Meliputi hal-hal berikut :
ü Pemasukan atau penempatan orang luar kedalam kelompok
ü Penyusunan kembali organisasi
ü Penawaran bonus, pembayaran insentif, dan penghargaan untuk mendorong persaingan
ü Pemilihan manajer-manajer yang tepat
ü Perlakuan yang berbeda denggan kebiasaan

2. Metoda pengurangan konflik
Metoda ini menekankan terjadinya antagonisme yang ditimbulkan oleh konflik. Metoda ini mengelola tingkat konflik melalui “pendinginan suasana” tetapi tidak menangani masalah-masalah yang semula menimbulkan konflik.
Pertama adalah menggantin tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang lebih bias diterima kedua kelompok tersebut. Metodda efektif kedua adalah meempersatukan kedua kelompok yang bertentangan untuk menghadapi “ancaman” atau ‘musuh” yang sama.

3. Metoda penyelesaian konflik
Metoda ini yang akan dibahas berkenaan dengan kegiatan-kegiatan para manajer yang dapat secara langsung mempengaruhi pihak-pihak bertentangan. Dalam metoda iini terdapat tiga penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu sebagai berikut.
Dominasi dan penekanan. Dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : (1) kekerasan (forcing), (2) penenangan (smooting), (3) penghindaran (avoidance), (4) aturan mayoritas (majority rule).

Kompromi. Bentuk-bentuk kompromi adalah: (1) pemisahan (separation); (2) arbitrasi (perwasitan); (30 kembali keperaturan-peraturan yang berlaku, (4) penyuapan (bribing).

Pemecahan masalah integrative. Dalam pemecahan masalah ini manajer perlu mendorong bawahannya untuk bekerjasama demi tercapainya tujuan bersama, melakukan pertukaran gagasan secara bebas, dan menekankan usaha-usaha pencarian yang optimum, agar tercapainya penyelesaian integrative. Ada tiga jenis penyelesaian konflik integrative, yaitu; 1) Konsesus; 2) Konfrontasi; 3) penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi.

F. KONFLIK STRUKTURAL
Dalam organisasi klasik ada empat daerah structural dimana konflik sering timbul :
1. Konflik hirarki, yaitu konflik antara berbagai tingkatan organisasi.
2. Konflik fungsional, yaitu konflik antara berbagai departemen fungsional organisasi.
3. Konflik lini-staf, yaitu konflik antara lini dan staf. Ini merupakan hasil adanya perbedaan-perbedaan yang melekat pada personalia lini dan staf.
4. Konflik formal-informal, yaitu konflik antar organisasi formal dan organisasi informal.

Perancangan organisasi modern juga mengandung situasi-situasi konflik potensial. Secara khusus, organisasi proyek dan matriks secara structural menciptakan konflik. Manajer proyek dengan tanggungjawab tetapi tanpa wewenang dan manajer pada suatu struktur matriks dengan seorang atasan fungsional serta pimpinan proyek menyajikan situasi-situasi konflik. Keberadaan konflik dalam perancangan organisasi modern juga dapat menunjukkan manfaat. Dalam banyak kasus perancangan organisasi, konflik ternyata dapat sangat membantu manajemen.

G. ASPEK POSITIF DALAM KONFLIK
Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik dapat mengerakkan suatu perubahan:
Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan tanggungjawab mereka
Memberikan saluran baru untuk komunikasi
Menumbuhkan semangat baru pada staf
Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi
Menghasikan distribusi sumber tenaga kerja yang lebih merata dalam organisassi

Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat berdampak pada peenurunan efektivitas kerja dalam organissasi baik secara perorangan maupun kelompok, berupa penolakan, resistensi terhadap perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi.

H. STRATEGI MENGHADAPI KONFLIK

1. Menghindar
Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri.
2. Mengakomodasi